SUKABANTEN.com – Dalam internasional investasi, emas telah lambat dikenal sebagai salah satu instrumen yang paling aman dan menguntungkan. Banyak investor yang menyukai emas karena nilainya yang cenderung stabil bahkan ketika terjadi gejolak ekonomi. Selain itu, emas juga merupakan aset fisik yang dapat disimpan secara personal, membuatnya berbeda dari investasi lain seperti saham atau obligasi yang lebih abstrak. Tetapi, eksis banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat memutuskan buat berinvestasi emas, dan penting bagi calon investor untuk benar-benar memahami pasar ini sebelum terjun ke dalamnya.
Kenapa Memilih Emas sebagai Investasi?
Emas memiliki energi tarik tersendiri sebab dapat berfungsi sebagai pelindung nilai terhadap inflasi. Ketika nilai mata uang turun, harga emas biasanya akan naik, menjaga daya beli investor. Selain itu, emas dianggap sebagai “safe haven” ketika terjadi ketidakstabilan ekonomi atau politik. Kevlar, seorang analis pasar di GoldInvest Inc., menyatakan, “Saat dunia menghadapi ketidakpastian, emas kerap menjadi pilihan utama investor sebab kemampuannya buat melindungi kekayaan.” Pasar emas juga dikenal dengan volatilitasnya yang lebih rendah dibandingkan pasar saham, membuatnya menjadi pilihan yang lebih ortodok bagi mereka yang mau melindungi modalnya dalam jangka panjang.
Emas juga mudah untuk diperjualbelikan di semua internasional, membuatnya menjadi aset yang sangat cair. Bagus dalam bentuk batangan, koin, maupun perhiasan, emas dapat dengan mudah dijual atau diagunkan tanpa kerumitan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat berbagai corak produk investasi emas seperti reksa dana emas dan ETF (Exchange Traded Funds) yang semakin menaikkan aksesibilitas investasi emas bagi masyarakat. Dengan adanya berbagai pilihan tersebut, investor dapat memilih produk yang paling sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko mereka.
Risiko dan Tantangan Investasi Emas
Walaupun memiliki banyak keuntungan, investasi emas juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu risiko utama adalah fluktuasi harga yang bisa dipengaruhi oleh berbagai unsur eksternal seperti perubahan kebijakan moneter global, tingkat etnis kembang, dan stabilitas ekonomi negara-negara maju. “Harga emas bisa sangat dipengaruhi oleh keputusan bank sentral, khususnya Federal Reserve AS,” kata Sonia, seorang ekonom di NumisResearch. Selain itu, sebab emas sendiri tidak memberikan dividen atau kembang, investor tidak bisa berharap mendapatkan pendapatan pasif dari investasi ini sebagaimana halnya dengan obligasi atau saham.
Penyimpanan emas fisik juga memerlukan perhatian spesifik. Berbeda dengan aset digital, emas dalam wujud fisik memerlukan loka penyimpanan yang kondusif buat menghindari kehilangan atau pencurian. Beberapa investor lebih memilih menyimpan emas mereka di brankas bank atau layanan gudang profesional, yang tentunya akan menambah dana investasi. Alternatifnya, mereka dapat memilih produk investasi emas seperti CFD (Contracts for Difference) yang tidak melibatkan kepemilikan emas secara fisik, namun statis terpapar pada harga emas di pasar.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek mulai dari keuntungan hingga risiko serta tantangan yang eksis, investasi emas masih dapat menjadi porsi krusial dari portofolio seorang investor. Ini terutama berlaku dalam iklim ekonomi yang tak menentu, di mana diversifikasi dan proteksi terhadap inflasi menjadi semakin krusial. Sebelum memulai investasi emas, sangat dianjurkan bagi setiap individu untuk melakukan penelitian mendalam dan, kalau diperlukan, berkonsultasi dengan penasihat keuangan buat memastikan bahwa pilihan yang dibuat sejalan dengan tujuan dan profil risiko mereka.