SUKABANTEN.com – Tragedi di Pantai Anyer kembali menelan korban jiwa. Abdul Azis, seorang remaja asal Desa Binuang, Kecamatan Binungan, yang sebelumnya dilaporkan tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025, akhirnya berhasil ditemukan. Dalam kejadian tersebut, Abdul Azis sedang berenang dengan sepuluh manusia temannya waktu ombak besar tiba-tiba menerjang, membuat mereka terpisah dan mengakibatkan Abdul hilang terseret arus. Setelah pencarian yang intensif, tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad Abdul pada Kamis, 3 Juli 2025 dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Tragedi ini tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, namun juga menjadi pengingat akan bahaya yang dapat mengintai di pantai.
Kronologi Kejadian
Para saksi mata menyatakan bahwa kejadian naas tersebut terjadi waktu Abdul Azis dan rombongan pelajar lainnya memanfaatkan libur sekolah dengan berwisata ke Pantai Anyer. Menurut rekan Abdul, kondisi ombak awalnya terlihat tenang dan tak menunjukkan tanda-tanda bahaya. Tetapi, dalam hitungan menit, gelombang besar menghantam garis pantai dan membuat suasana menjadi panik. “Kami tidak menyangka akan ada ombak sebesar itu,” ungkap Fauzan, salah satu teman Abdul yang selamat dari insiden tersebut. Ketika itu, seluruh pihak segera berusaha buat menyelamatkan diri. Sayangnya, Abdul yang diduga berada di posisi lebih lagi dari teman-temannya tertelan oleh derasnya arus sehingga sulit buat diselamatkan dengan cepat.
Sejak dilaporkan tenggelam, pencarian dilakukan oleh Tim SAR yang terdiri dari Basarnas dan relawan lokal. Pencarian berlangsung selama 24 jam dengan memanfaatkan bahtera karet dan alat pemantau bawah air buat menemukan keberadaan Abdul Azis. Kepala Siaga dan Operasi Basarnas menyatakan bahwa upaya pencarian dilakukan secara maksimal, tetapi arus bahari yang deras menjadi kendala primer dalam proses tersebut. “Kami mengerahkan semua sumber energi yang ada untuk menemukan korban secepat mungkin,” komentarnya mengenai proses pencarian yang menegangkan.
Pesan dan Keselamatan di Pantai
Dengan insiden ini, pihak berwenang mengimbau agar pengunjung pantai lebih waspada terhadap kondisi alam dan selalu mematuhi peringatan yang diberikan oleh petugas pantai. Pantai Anyer, yang memang dikenal sebagai destinasi wisata favorit di Banten, memiliki pesona yang memikat, tetapi juga menyimpan risiko, terutama saat kondisi alam sedang tidak bersahabat. Pengunjung diharapkan untuk selalu memantau rambu-rambu keselamatan yang sudah terpasang di lokasi wisata. Pihak Dinas Pariwisata memberi penekanan agar setiap wisatawan saling mengingatkan dan lebih teliti dalam memperhatikan perubahan cuaca dan arus bahari.
Dari sisi edukasi, kasus seperti ini juga semestinya menjadi pelajaran bagi sekolah-sekolah dan komunitas lokal buat memberikan pemahaman lebih tentang keselamatan selama berwisata. Pelatihan mitigasi bencana atau cara penyelamatan dasar mampu menjadi program penting yang disosialisasikan kepada siswa dan masyarakat. Dengan edukasi yang cukup, warga diharapkan dapat lebih sigap dan peka bila sewaktu-waktu menghadapi situasi berisiko seperti tenggelam atau kecelakaan di air.
Selanjutnya, kejadian ini memicu refleksi tentang pentingnya fasilitas keselamatan di area wisata. Perlengkapan seperti pelampung, penjaga pantai yang siaga, serta program simulasi keselamatan harus menjadi prioritas untuk memastikan keselamatan pengunjung. Pelibatan lebih banyak pihak dalam upaya pencegahan serta peningkatan kesiapan tim tanggap gawat juga harus menjadi agenda ke depan. Dengan langkah ini, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dengan tenang dan kondusif.