SUKABANTEN.com – Upaya buat menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantul terus dilakukan melalui berbagai langkah. Salah satunya adalah Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang melibatkan kerjasama antara organisasi pemerintah dan masyarakat. Dalam beberapa laporan terbaru, efektivitas program PSN ini menunjukkan hasil yang menggembirakan di beberapa wilayah.
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Tirtonirmolo
Polsek Iba berbarengan lintas sektor menggencarkan program PSN terintegrasi di Padokan Kidul Tirtonirmolo dengan hasil yang cukup signifikan. Program ini mendapatkan dukungan antusias dari masyarakat setempat, yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Melalui kerja sama yang solid antar elemen masyarakat dan polisi, angka bebas jentik nyamuk di daerah ini berhasil mencapai 90%. “Kesadaran dan partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan dari program ini,” ungkap Kapolsek Kasihan, memberikan apresiasi kepada warga yang berjibaku mewujudkan lingkungan yang lebih sehat.
Sebagai bagian dari program PSN, kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan loka yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan penyemprotan insektisida di area-area yang rawan penyebaran nyamuk. Koordinasi lintas sektor menjadi sangat penting, termasuk dengan Dinas Kesehatan yang memberikan dukungan dalam bentuk pembagian larvasidasi serta pelatihan terkait penanganan dan pencegahan DBD. Masyarakat pun dilibatkan dalam pengecekan berkala area-area yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti tempat penampungan air bersih maupun limbah.
Imbauan dan Harapan Dinas Kesehatan Bantul
Dinas Kesehatan Bantul mencatat jumlah kasus DBD hingga saat ini telah mencapai 453 kasus. Situasi ini mendorong pihak dinas buat semakin memperkuat himbauannya kepada masyarakat agar aktif melaksanakan PSN secara mandiri. Perwakilan dari dinas menyatakan pentingnya peran aktif warga dalam melakukan langkah-langkah pencegahan. “Kami mengimbau agar warga Bantul tidak cuma bergantung pada pemerintah dalam upaya pencegahan DBD ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Bantul dalam sebuah konferensi pers.
Pihak dinas juga telah mendistribusikan lembar informasi dan panduan PSN kepada semua RT dan RW di Bantul, yang berisi langkah-langkah nyata bagaimana cara mengenali dan menghilangkan sarang nyamuk. Peningkatan pemahaman soal pentingnya kegiatan 3M Plus (Menutup, Menguras, Memantau) juga lanjut dilakukan melalui media sosial dan pemberitaan lokal untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Sosialisasi ini diharapkan dapat mendorong seluruh kalangan untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungannya sendiri dan meminimalisir risiko penyebaran DBD.
Keseriusan ini juga terlihat dalam aksi Bhabinkamtibmas Kalurahan Bantul di Karanggayam. Program Gertak PSN yang mereka inisiasi membuktikan keefektifan cara pencegahan berbasis komunitas, dimana angka bebas jentik (ABJ) berhasil mencapai 92,5%. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan dan partisipasi aktif seluruh pihak. Kebersamaan dan tekad kuat menjadi pusat dari setiap gerakan melawan ancaman DBD, yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain untuk menerapkan pola serupa dalam penanganan penyakit endemi.
Melalui berbagai usaha yang tengah digencarkan, asa akbar mampir di pundak masyarakat dan pemerintah agar dapat menurunkan angka kejadian DBD secara signifikan. Sinergi antara seluruh faktor terkait diharapkan tidak cuma menyelesaikan permasalahan jentik nyamuk, namun juga memberikan pembelajaran krusial betapa strategi pencegahan yang konsisten dan terintegrasi menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat di masa mendatang.