SUKABANTEN.com – Minimnya minat orang tua buat menyekolahkan anak-anak mereka di SDN Karaton 5, Kecamatan Pandeglang, menjadi sorotan primer terkait persoalan lama yang hingga kini statis belum menemukan solusinya. Permasalahan ini rupanya berakar dari planning merger atau penggabungan sekolah yang pernah diwacanakan oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pandeglang sejak satu dekade lampau. Sayangnya, hingga saat ini, wacana tersebut belum juga terwujud, mengakibatkan keresahan di kalangan masyarakat.
Pentingnya Realisasi Planning Merger
Rencana merger sekolah yang telah digulirkan sepuluh tahun silam kini menjadi momok bagi masyarakat setempat, karena ketidakpastian akan masa depan pendidikan anak-anak mereka. Ketidakjelasan ini menyebabkan kekhawatiran yang berdampak pada menurunnya minat manusia tua untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah tersebut. “Kami tidak paham bilaman merger ini akan direalisasikan, dan ini membikin kami ragu untuk menyekolahkan anak kami di sini,” ungkap salah satu manusia uzur siswa yang enggan disebutkan namanya.
Merger sekolah memang sering kali diajukan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di daerah-daerah dengan jumlah siswa yang kian menurun. Namun, ketidakpastian akan pelaksanaannya malah memicu berbagai spekulasi. Kondisi ini tentu berpengaruh negatif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap keberlanjutan pendidikan di daerah itu. Disdikpora Kabupaten Pandeglang perlu menjelaskan dan memastikan bahwa rencana ini tidak hanya menjadi sekedar wacana, tetapi dapat segera diwujudkan demi masa depan pendidikan yang lebih baik.
Akibat Ketidakpastian Merger pada Komunitas
Ketidakpastian mengenai merger tidak hanya dirasakan oleh para orang tua dan siswa. Guru dan staf pengajar di SDN Karaton 5 juga menghadapi ketidakjelasan ini dengan penuh kekhawatiran. Mereka mengkhawatirkan potensi dampak dari kebijakan ini terhadap posisi pekerjaan dan keberlangsungan sekolah tempat mereka mengabdi. “Kami cuma berharap agar ada kepastian dari pihak terkait. Kami juga ingin berkontribusi dalam pendidikan di sini dengan lebih tenang dan konsentrasi,” ujar seorang guru yang telah mengajar lebih dari delapan tahun.
Akibat lebih terus dari ketidakpastian tersebut dapat terlihat dari kondisi lingkungan sekolah yang mulai terabaikan. Minimnya dukungan dari pemerintah setempat dalam wujud fasilitas dan sumber energi menambah kesulitan yang harus dihadapi sekolah. Tanpa adanya kejelasan tentang masa depan sekolah, investasi dalam bentuk pemugaran wahana dan prasarana juga menjadi terhambat. Yang lebih parah, dengan menurunnya jumlah siswa yang mendaftar, sekolah ini semakin terpinggirkan dalam sistem pendidikan daerah.
Pada akhirnya, permasalahan ini membutuhkan penanganan segera dari semua pihak terkait. Adanya kepastian dan komunikasi yang bagus antara pemerintah, pihak sekolah, dan masyarakat akan sangat membantu mengembalikan kepercayaan masyarakat. Cara ini bukan hanya tentang keberlangsungan SDN Karaton 5, tetapi juga menyangkut masa depan pendidikan anak-anak di Kecamatan Pandeglang secara keseluruhan.
Merupakan tanggung jawab berbarengan untuk memastikan bahwa SDN Karaton 5 statis bisa menjadi tempat belajar dengan fasilitas yang memadai dan dukungan penuh dari setiap pihak. Hanya dengan begitu, pendidikan di Pandeglang dapat berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.